Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika
https://jtaf.fmipa.unila.ac.id/index.php/jtaf
Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Lampungen-USJurnal Teori dan Aplikasi Fisika2303-016XInterpretasi Lapisan Bawah Permukaan Dengan Metode Reduksi ke Kutub dan Pseudogravitasi Berdasarkan Data Geomagnetik Pada Daerah Sesar Lampung-Panjang (Gunung Sulah dan Gunung Banten)
https://jtaf.fmipa.unila.ac.id/index.php/jtaf/article/view/460
<p><strong><em>Abstract.</em></strong><em> Faults are areas where earthquakes and potential mass movement disasters are prone to occur. Mount Sulah and Mount Banten are located in the Lampung-Panjang fault area, which has the potential for mass movement due to this fault. This study aims to determine the subsurface rock arrangement using the magnetic method. Data processing begins with making corrections to obtain the total magnetic anomaly. The total magnetic anomaly is then subjected to upward continuation filtering, separation of residual anomalies, reduce-to-pole transformation, pseudogravity transformation, and 2D modeling. The pseudogravity filter results show similarities with the results of pole reduction. The use of RTP (reduce to pole) method correlated with pseudogravity transformation in processing magnetic anomaly data can interpret the subsurface of a research area. Pseudogravity transformation can be utilized as a supportive factor in making cross-sections on the RTP contour map in the 2D modeling process. The research results indicate that the study area of Mount Sulah and Mount Banten has low magnetic anomaly values, by observing the regional geological map of the research area, including the QTl formation, which has low magnetic susceptibility values and the presence of faults impacting mineral distribution and rock composition, ultimately affecting the magnetic susceptibility value in that area. Based on the 2D modeling, there are three subsurface layers. The first layer consists of clay rock with a susceptibility value of 0.025 SI, estimated to be part of the QTl formation. The second layer is composed of schist rock with a susceptibility value of 0.05 SI, estimated to be part of the Pzg formation. Finally, the last layer is the basement layer of basalt lava with a susceptibility value of 0.43 SI, estimated to be part of the Qhvp formation.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong>: <em>Pseudogravity, magnetic, fault, RTP.</em></p> <p><strong>Abstrak.</strong> Sesar merupakan daerah dimana rawan akan terjadi bencana kegempaan maupun potensi gerakan massa. Gunung Sulah dan Gunung Banten terletak pada daerah sesar Lampung-Panjang yang berpotensi terjadi gerakan massa akibat sesar tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui susunan batuan bawah permukaan dengan metode magnetik. Pengolahan data diawali dengan melakukan koreksi-koreksi untuk mendapatkan anomali magnetik total. Anomali magnetik total tersebut selanjutnya dilakukan <em>filter</em> <em>upward continuation</em>, pemisahan anomali residual, <em>reduce to pole</em>, transformasi pseudogravitasi, dan pemodelan 2D. Hasil <em>filter</em> pseudogravitasi memiliki kesamaan dengan hasil dari reduksi ke kutub, penggunaan metode RTP yang dikorelasikan dengan transformasi pseudogravitasi pada pengolahan data anomali magnetik dapat menginterpretasikan bawah permukaan suatu daerah penelitian. Transformasi pseudogravitasi dapat dimanfaatkan sebagai faktor pendukung dalam melakukan sayatan pada peta kontur RTP dalam proses pemodelan 2D. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian Gunung Sulah dan Gunung Banten memiliki nilai anomali magnetik yang rendah, dengan mengamati peta geologi regional daerah penelitian termasuk dalam formasi QTl yang mana memiliki nilai suseptibilitas magnetik yang rendah serta adanya sesar berdampak pada distribusi mineral dan komposisi batuan, yang akhirnya mampu mempengaruhi nilai suseptibilitas magnetik di area tersebut. Berdasarkan pemodelan 2D terdapat 3 lapisan bawah permukaan, pada lapisan pertama merupakan batu lempung dengan nilai suseptibilitas 0,025 SI yang diperkirakan bagian dari formasi QTl, lapisan kedua merupakan batu sekis dengan nilai suseptibilitas 0,05 SI yang diperkirakan bagian dari formasi Pzg. Kemudian lapisan terakhir yaitu lapisan <em>basement</em> lava basalt dengan nilai suseptibilitas 0,43 SI yang diperkirakan bagian dari formasi Qhvp.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>pseudogravitasi, magnetik, sesar, RTP.</p>Syamsurijal RasimengMuhammad SaipuddinAnnisa Vidia AgustinRahmi MulyasariIda Bagus Suananda Yogi
Copyright (c) 2025 Syamsurijal Rasimeng, Muhammad Saipuddin, Annisa Vidia Agustin, Rahmi Mulyasari, Ida Bagus Suananda Yogi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-08-012025-08-01130210.23960/jtaf.v13i02.460Generator Set Uji Untuk Diagnosis Kesalahan pada Rangkaian Digital Kombinasional Demultiplexer 1 line to 4 line Menggunakan Metode Tabel Kesalahan
https://jtaf.fmipa.unila.ac.id/index.php/jtaf/article/view/426
<p><strong><em>Abstract.</em></strong> <em>A small error in the IC can become a big problem if it is not detected and used by the user. Therefore, a fault diagnosis method is needed to ensure the IC functions properly. The method used must be fast and efficient in checking the IC. One method that can be used is designing a test set generator based on the diagnostic tree principle with the error table method. The implementation of the 74ACT139 dual 1 line to 4 line demultiplexer system in this research shows that this method is effective for fault diagnosis. As a result, all stuck logic damage can be detected with an average efficiency of 93.01%. The longest test of 16 times shows an efficiency of 87.5% at f0 and f15, while the shortest test of 1 time shows an efficiency of 99.21% at f1.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong>: <em>Fault diagnosis, test set generator, fault table, diagnostic tree, demultiplexer, efficiency</em></p> <p><strong>Abstrak. </strong>Kesalahan kecil pada IC bisa menjadi masalah besar jika tidak terdeteksi dan digunakan oleh pengguna. Oleh karena itu, diperlukan metode diagnosis kesalahan untuk memastikan IC berfungsi dengan baik. Metode yang digunakan harus cepat dan efisien dalam memeriksa IC. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah perancangan generator set uji berdasarkan prinsip pohon diagnosa dengan metode tabel kesalahan. Implementasi pada sistem demultiplexer dual 1 line to 4 line 74ACT139 dalam penelitian ini menunjukkan bahwa metode tersebut efektif untuk diagnosis kesalahan. Hasilnya, seluruh kerusakan stuck logika dapat terdeteksi dengan rata-rata efisiensi 93,01%. Pengujian terpanjang sebanyak 16 kali menunjukkan efisiensi 87,5% pada f0 dan f15, sedangkan pengujian terpendek sebanyak 1 kali menunjukkan efisiensi 99,21% pada f1.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Diagnosis kesalahan, generator set uji, pohon diagnosa, demultiplexer, efisiensi</p>Denny PratamaAgeng Sadnowo RepeliantoSri Purwiyanti
Copyright (c) 2025 Denny Pratama, Ageng Sadnowo Repelianto, Sri Purwiyanti
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-08-012025-08-01130210.23960/jtaf.v13i02.426Rancang Bangun Sistem Penyiraman Tanaman Berdasarkan Pengendalian Kadar Air Tanah Dengan Sensor YL-69 dan Monitoring Suhu Lingkungan Dengan Sensor DHT22 Melalui Aplikasi Whatsapp
https://jtaf.fmipa.unila.ac.id/index.php/jtaf/article/view/529
<p>Penyiraman tanaman adalah kegiatan yang memerlukan perhatian khusus dalam hal pemeliharaan tanaman, karena tanaman memerlukan suplai air yang memadai guna mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sistem penyiraman tanaman berdasarkan parameter kadar air dalam tanah dan monitoring suhu lingkungan. Sistem ini diaplikasikan menggunakan mikrokontroler ESP32 berdasarkan pengendalian kadar air tanah menggunakan sensor YL-69 serta untuk memonitoring suhu lingkungan menggunakan sensor DHT22<br />yang juga dilengkapi dengan aplikasi Whatsapp sehingga dapat digunakan untuk penyiraman tanaman dari jarak jauh. Alat akan bekerja menjalankan aktuator berupa pompa air yang dikendalikan oleh relay. Apabila sensor YL-69 mendeteksi kadar air dalam tanah mencapai kurang dari 70% pompa akan menyala dan ketika nilai kadar air sudah mencapai 80% pompa akan mati. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem bekerja dengan baik dengan set-point telah ditetapkan dan bot Whatsapp dapat berjalan dengan baik dalam merespons pesan perintah. Nilai error sensor DHT22 sebesar 1,65% dibandingkan dengan alat ukur higrometer.</p> <p><br /><strong>Kata kunci:</strong> Penyiraman tanaman, YL-69, DHT22, ESP32, Whatsapp.</p>Isnain GunadiAulia Tri WulandariHeri Sugito
Copyright (c) 2025 Isnain Gunadi, Aulia Tri Wulandari, Heri Sugito
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-08-012025-08-01130210.23960/jtaf.v13i02.529Designing A Doppler Effect Experiment Using Smartphone Sound Sensor
https://jtaf.fmipa.unila.ac.id/index.php/jtaf/article/view/511
<p><em>This study explores the design of a Doppler effect experiment using a sound sensor on a smartphone. The main objective is to demonstrate that the change in sound frequency due to the relative motion between the source and the observer can be observed and measured using an easily accessible experimental setup. The experiment was conducted using a smartphone equipped with a sound sensor application to record frequency shifts from a moving sound source. The setup consists of a sound emitter with a constant frequency and either a moving observer or a moving source, making it easy to implement in educational settings. The results indicate that this experiment can effectively detect frequency changes. Data analysis shows an error rate ranging from 3.69% to 3.92%, proving that this method is sufficiently accurate for studying the Doppler effect. These findings highlight that integrating mobile technology into scientific experiments can be a valuable tool for educators, particularly in explaining wave phenomena such as the Doppler effect.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong>: <em>Doppler Effect, Physics Experiments, Educational Technology</em></p>Asep Akmal Fadia NurhalimRahma Alliya AqquillaNajmi Hiyan FathinahRizki ZakwandiAlfiansah Sandian PrakosoIka Mustika Sari
Copyright (c) 2025 Asep Akmal Fadia Nurhalim, Rahma Alliya Aqquilla, Najmi Hiyan Fathinah, Rizki Zakwandi, Alfiansah Sandian Prakoso, Ika Mustika Sari
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-08-032025-08-03130210.23960/jtaf.v13i02.511Penggunaan Metode Fast Forward dan Shortcut To Adiabaticity Pada Model Landau Zener untuk Mendapatkan Hamiltonian Tambahan
https://jtaf.fmipa.unila.ac.id/index.php/jtaf/article/view/506
<p>Model <em>Landau Zene</em>r atau yang biasanya disebut <em>LZ</em> adalah model dengan dua keadaan yang paling banyak digunakan dalam meningkatkan dinamika sistem spin kuantum. Pada Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dan kuantitatif dimana metode studi literatur ini mengumpulkan data dari sumber penelitian sebelumnya maupun buku yang berkaitan,dan menggunakan metode kuantitatif menggunakan persamaan untuk mencari metode tersebut dan untuk mendapatkan grafik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana mempercepat sistem <em>L</em><em>andau </em><em>Z</em><em>ener</em> dalam mempercepat dinamika kuantum adiabatik dengan mendapatkan Hamiltonian tambahan menggunakan metode <em>shortcut to adiabatic</em><em>ity</em> untuk mempercepat dinamika kuantum adiabatik. Untuk mempercepat proses dinamika kuantum dalam waktu yang singkat terdapat dua cara yaitu metode <em>shortcut to adiabaticity</em> dan <em>fast forward.</em>. Metode <em>fast forward</em> dapat dipergunakan untuk memindahkan elektron tanpa mengganti sifat asli dari elektron tersebut. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Masuda dan Nakamura pada tahun 2010. Hasil yang di dapatkan dari penelitian ini yaitu untuk mencari nilai (Hamiltonian) tambahan pada metode <em>fast forward</em> dibutuhkan hanya satu vector eigen sedangkan pada metode STA lebih kompleks dengan menjumlahkan nilai dari semua nilai eigen untuk mendapatkan nilai Hamiltonian tambahan.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode fast forward lebih sederhana yang hanya menggunakan 1 nilai eigen di bandingkan menggunakan metode STA yang lebih kompleks dengan menggunakan semua nilai eigen.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> fisika kuantum, Landau Zener, <em>fast forward</em>, persamaan schrodinger, ,<em>shorcut to adiabati</em><em>city</em></p>Lingga Agustina Dwi SariIwan Setiawan Bodi Gunawan
Copyright (c) 2025 Lingga Agustina Dwi Sari, Iwan Setiawan , Bodi Gunawan
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-08-032025-08-03130210.23960/jtaf.v13i02.506Purwarupa Sistem Inklinasi Konveyor Getar Berbasis Raspberry Pi
https://jtaf.fmipa.unila.ac.id/index.php/jtaf/article/view/485
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan purwarupa sistem inklinasi konveyor getar yang berbasis Raspberry Pi dengan cermat. Fokus utama penelitian adalah pada inovasi teknologi domestik untuk meningkatkan efisiensi dalam industri konveyor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem inklinasi konveyor getar berbasis Raspberry Pi berhasil dikembangkan dengan mengintegrasikan berbagai komponen penting. Sistem ini menggunakan <em>rotary encoder </em>untuk memantau kecepatan motor secara<em> real-time</em>, sensor suhu DS18B20 untuk memantau suhu motor guna mencegah<em> overheating</em>, serta sensor MPU6050 untuk mendeteksi getaran di beberapa titik strategis. Kerangka konveyor didesain menggunakan kombinasi besi <em>hollow</em> dan <em>aluminium profile</em> untuk memastikan stabilitas, daya tahan, dan kekokohan struktur selama pengoperasian. Dalam proses analisis, perbandingan <em>pulley</em> penggerak dan <em>pulley</em> pada <em>as stainless</em> sebesar 3:1 berperan dalam meningkatkan efisiensi perpindahan material. Kendati demikian, ditemukan kendala berupa torsi yang dihasilkan oleh <em>stepper motor 5-phase stepping motor a5678-9215fk-a4</em> yang tidak mencukupi untuk mencapai performa optimal. Kendala ini mengakibatkan pergerakan material pada konveyor kurang maksimal.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>PATEN; Konveyor_PDN; Konveyor_Getar; Inklinasi_Konveyor; Konveyor_Industri.</p>JoniRhahmi Adni Pesma
Copyright (c) 2025 Joni, Rhahmi Adni Pesma
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-08-032025-08-03130210.23960/jtaf.v13i02.485Implementasi Fomalisme: Prinsip Ketidakpastian Heisenberg dan Notasi Dirac dalam Teknologi Modern
https://jtaf.fmipa.unila.ac.id/index.php/jtaf/article/view/475
<p>Prinsip ketidakpastian Heisenberg dan notasi dirac merupakan bagian dari konsep fundamental formalisme yang digunakan dalam fisika kuantum. Prinsip ketidakpastian yang dirumuskan oleh Heisenberg yang menyatakan bahwa tidak mungkin untuk mengukur secara bersamaan nilai pasangan sifat tertentu seperti posisi dan momentum dari suatu partikel kuantum dimana hal ini semakin menekankan pentingnya representasi formal dalam mekanika kuantum. Demikian pula, notasi Dirac yang secara luas digunakan untuk menyederhanakan notasi vektor keadaan dan operator yang menjadi alat fundamental dalam representasi formal mekanika kuantum. Kajian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana prinsip-prinsip dasar ini dapat diterapkan secara inovatif dalam teknologi modern. Secara khusus, kami mengusulkan model matematika baru berdasarkan prinsip ketidakpastian untuk meningkatkan ketepatan sensor kuantum dan mengembangkan kerangka kerja notasi Dirac yang dioptimalkan untuk arsitektur komputasi kuantum. Dengan menganalisis secara kritis penelitian sebelumnya dan melakukan simulasi numerik, makalah ini menunjukkan potensi pendekatan ini untuk memajukan aplikasi dalam kriptografi kuantum, pencitraan kuantum, dan seterusnya. Penelitian ini menjembatani dasar-dasar teoretis dengan inovasi praktis, menawarkan perspektif baru tentang peran formalisme kuantum dalam membentuk teknologi masa depan.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Kuantum, Prinsip Ketidakpastian Heisenberg, Notasi Dirac, Penerapan, Teknologi Modern.</p>Hamdi AkhsanTyse RamadhonaMutiah LestariDea Rizky OktaviaRahma Hafitri
Copyright (c) 2025 Hamdi Akhsan, Tyse Ramadhona, Mutiah Lestari, Dea Rizky Oktavia, Rahma Hafitri
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-08-032025-08-03130210.23960/jtaf.v13i02.475Analisis Kawasan Pembangunan Bandara Udara Internasional Yogyakarta dalam Kajian Seismik Refraksi
https://jtaf.fmipa.unila.ac.id/index.php/jtaf/article/view/461
<p>Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui studi awal dalam proses perencanaan pembangunan bandara udara internasional pada kawasan Yogyakarta khususnya di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo. Pembangunan bandara udara seharus mempertimbangkan beban berat pada masing-masing pesawat terbang yang akan beroperasi dikawasan tersebut dan dapat mengkaji struktur lapisan bawah permukaan. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu menentukan kondisi lapisan bawah permukaan berdasarkan analisis kecepatan gelombang (Vp) dengan menggunakan metode seismik refrkasi. Pengukuran diakukan sebanyak sebelas lintasan dengan panjang lintasan yang diambil sebesar 92 meter. Data dari penelitian ini diolah menggunakan metode Hagiwara. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu pasir lepas dan endapan pasir. Sedangkan lapisan kedua yang diduga sebagai <em>sand</em> yang lebih kompak, lebih basah dan terdapat campuran lempung ditutupi oleh <em>sand</em> yang cukup tebal. Kondisi pembangunan bandara udara khususnya pada landasan pacu yang relatif datar dari aspek litologinya maka kondisi tersebut kurang medukung dalam segi pembangunan. Hal ini terjadi karena kondisi landasan pacu lebih dominan lapuk, lepas, sehingga diperlukan adanya proses pengerasan terlebih dahulu dengan kualitas yang tinggi.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Seismik Refraksi, Metode Hagiwara, Struktur Bawah Permukaan, Karakterisasi Geoteknik, Litologi</p>Tisar Dewi PratiwiMitranikasih LaiaRohmawati Metaningrum
Copyright (c) 2025 Tisar Dewi Pratiwi, Mitranikasih Laia, Rohmawati Metaningrum
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-08-032025-08-03130210.23960/jtaf.v13i02.461Pemetaan Sebaran Air Lindi TPA Bakung Pada Air Tanah Menggunakan TDS dan Electro conductivity
https://jtaf.fmipa.unila.ac.id/index.php/jtaf/article/view/439
<p>Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung menjadi sarana penampungan sampah di Bandar Lampung, luas lahan mencapai 14,2 ha dan 90% telah tertutup oleh tumpukan sampah. Reaksi kimia berbagai jenis sampah dengan air hujan, telah menghasilkan fluida limbah cair (air lindi). Pengukuran TDS dan <em>electro conductivity</em> dilakukan pada air tanah di sembilan sumur yang terdistribusi secara random menggunakan alat Walfront EZ 9909SP. Air lindi dari TPA Bakung telah menghasilkan paparan cemaran pada air tanah dangkal dengan nilai TDS 332 - 516 Ppm melebihi ambang batas 300 Ppm. Paparan air lindi pada air tanah menghasilkan peningkatan daya hantar kelistrikan pada air berkisar 660 – 1030 mS/cm. Air lindi dari TPA Bakung memiliki orientasi penyebaran barat ke timur, dengan paparan telah mencapai radius 1,5 km. Diperlukan pemetaan lebih detil pada air tanah di TPA Bakung untuk mendapatkan posisi sumber kebocoran</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Air lindi Bakung, TDS dan <em>electro conductivity mapping</em>.</p>Ofik Taupik PurwadiAlifah Risa NapridaAyu Dwi CahyaraniRustadi Rustadi
Copyright (c) 2025 Ofik Taupik Purwadi, Alifah Risa Naprida, Ayu Dwi Cahyarani, Rustadi Rustadi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-08-012025-08-01130210.23960/jtaf.v13i02.439Rancang Bangun Mesin CNC Laser 4 Axis menggunakan Motor Stepper Tipe Nema 23 Terintergrasi Mach3 USB untuk Aplikasi Mesin Cutting Otomatis
https://jtaf.fmipa.unila.ac.id/index.php/jtaf/article/view/413
<p>Perancangan dan pembuatan mesin CNC Laser 4 Axis menggunakan motor <em>stepper</em> tipe <em>nema</em> <em>23</em> terintegrasi <em>Mach3</em> <em>USB</em> untuk aplikasi mesin <em>cutting</em> otomatis telah dilakukan. Alat ini merupakan suatu alat laboratorium bidang manufaktur yang digunakan untuk memotong material berbahan akrilik secara otomatis dengan dimensi pemotongan mencapai 1000 mm x 2000 mm. Alat ini memiliki mata potong berupa laser dioda ukuran 40 watt yang mampu memotong lembaran akrilik dengan ketebalan 3 mm. Alat ini dikontrol menggunakan kontroler <em>Mach3</em> <em>board</em> dan dikomunikasikan dengan <em>software</em> <em>Mach3</em> menggunakan perintah berupa <em>G-code</em>. Alat ini mampu memotong lembaran akrilik ketebalan 3 mm dengan kecepatan maksimum 55 mm/menit. Untuk hasil pemotongan optimal, proses pemotongan akrilik dilakukan pada jarak laser terhadap akrilik yaitu sejauh 15 mm. Alat ini memiliki kesalahan relatif yaitu 0,27% dan deviasi sebesar 0,25 mm. Berdasarkan spesifikasi tersebut, mesin CNC Laser ini dapat diaplikasikan untuk mesin <em>cutting</em> otomatis untuk material berbahan dasar akrilik.</p>Hesti Wahyu HandaniSri Ratna SulistiyantiYanti YuliantiPosman ManurungJunaidi
Copyright (c) 2025 Hesti Wahyu Handani, Sri Ratna Sulistiyanti, Yanti Yulianti, Posman Manurung, Junaidi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-08-012025-08-01130210.23960/jtaf.v13i02.413Mikrozonasi Resistensi Tanah Berdasarkan Variasi Kecepatan Gelombang Geser di Kawasan Pesisir Kota Bengkulu
https://jtaf.fmipa.unila.ac.id/index.php/jtaf/article/view/516
<p>Kawasan pesisir Kota Bengkulu berada di lokasi strategis, tepatnya di pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia, sehingga menjadi daerah dengan risiko tinggi terhadap aktivitas gempa bumi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat peta mikrozonasi sebagai representasi visual hasil analisis resistensi tanah berdasarkan nilai kecepatan gelombang geser (<em>V<sub>s</sub></em>). Metodologi yang digunakan meliputi pengumpulan data sekunder berupa data perlapisan tanah dan nilai kecepatan gelombang geser, perhitungan nilai <em>V<sub>s10, </sub>V<sub>s20,</sub> V<sub>s30,</sub> V<sub>s40,</sub></em> dan <em>V<sub>s50</sub></em><sub>,</sub> serta klasifikasi jenis tanah. Proses tersebut menghasilkan profil perlapisan tanah dan profil variasi kecepatan gelombang geser, peta sebaran <em>V<sub>s10</sub>, V<sub>s20</sub>, V<sub>s30</sub>, V<sub>s40</sub>,</em> <em>V<sub>s50</sub>,</em> peta sebaran Kelas Situs tanah, dan peta sebaran <em>Ground Amplification Factor</em> (GAF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah pesisir Kota Bengkulu memiliki resistensi tanah yang relatif sedang dikarenakan dominasi Kelas Situs tanah yaitu C (tanah keras, sangat padat, dan batuan lunak) dan D (tanah sedang). Hasil mikrozonasi resistensi tanah dapat secara konkret diintegrasikan ke dalam perancangan tata ruang melalui penetapan zona rawan gempa yang dijadikan acuan dalam penentuan jenis tata guna lahan, desain bangunan, dan standar teknis konstruksi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam upaya mitigasi bencana serta menjadi dasar perencanaan tata ruang, pengembangan wilayah, dan pembangunan infrastruktur yang lebih aman di kawasan pesisir Kota Bengkulu. Selain itu, diperlukan studi lanjutan untuk menganalisis kondisi bangunan secara lebih mendalam guna mengidentifikasi risiko spesifik terhadap prasarana yang ada, sehingga dapat dirancang strategi penguatan struktur yang tepat.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Mikrozonasi, Resistensi Tanah, Amplifikasi, Kecepatan Gelombang Geser (<em>V<sub>s</sub></em>), Kelas Situs</p>Sulastri FebianaLindung Zalbuin MaseFepy SuprianiRena MisliniyatiKhairul Amri
Copyright (c) 2025 Sulastri Febiana, Lindung Zalbuin Mase, Fepy Supriani, Rena Misliniyati, Khairul Amri
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-08-032025-08-03130210.23960/jtaf.v13i02.516Struktur Kristal dan Sifat Optik Komposit WS2 Monolayer-Nanopartikel Au Terstabilisasi Polyvinylpirrolydone
https://jtaf.fmipa.unila.ac.id/index.php/jtaf/article/view/507
<p>Material dua dimensi (2D) logam transisi dikalkogenida (TMDs) telah menarik banyak perhatian karena karakteristik uniknya yang menghasilkan fenomena fisika baru. Penggunaan probe ultrasonik untuk eksfoliasi fasa cair menawarkan banyak potensi dalam memproduksi TMDs 2D. Untuk menghasilkan monolayer Tungsten Disulfida (WS₂) ruah disonikasi selama 10 jam pada frekuensi 20 kHz. Penambahan logam mulia merupakan salah satu cara efektif untuk memperluas aplikasi TMDs 2D. Penelitian ini mengkaji karakteristik WS<sub>2</sub> monolayer pasca penambahan Au terstabilisasi polyvinylpirrolydone (PVP). Hasil menunjukkan bahwa pemilihan agen reduksi untuk pembuatan partikel nano Au sangat penting dalam menentukan karakteristik struktural dan optik dari Au-WS₂. Dalam penelitian ini, agen reduksi yang digunakan adalah trisodium sitrat dihidrat dan NaBH₄ dan jumlah nanopartikel Au divariasikan. Berdasarkan hasil karakterisasi XRD, semua sampel Au-WS<sub>2</sub> menghasilkan fasa tambahan berupa WO<sub>3</sub> heksagonal. Reduktor trisodium sitrat dihidrat cenderung menghasilkan ukuran partikel Au yang lebih kecil dan ketebalan lembaran atau bidang prismatik WS<sub>2</sub> yang lebih tebal dibandingkan dengan reduktor NaBH<sub>4</sub>. Sementara untuk ukuran kristal dan energi celah pita variasi yang dihasilkan masih dalam rentang yang sama.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>AuNPs, WS<sub>2</sub> monolayer, Eksfoliasi Fasa Cair, Au-WS<sub>2 </sub>TMDs.</p>Gregorius Kevin Krisna AndikaNur FadhilahMahardika Fachrudin RoisDoty Dewi RisantiAgus Muhamad Hatta
Copyright (c) 2025 Gregorius Kevin Krisna Andika, Nur Fadhilah, Mahardika Fachrudin Rois, Doty Dewi Risanti, Agus Muhamad Hatta
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-08-032025-08-03130210.23960/jtaf.v13i02.507Purwarupa Gripper Multi-Capit dengan Teknologi Vakum Granular Berbasis IoT
https://jtaf.fmipa.unila.ac.id/index.php/jtaf/article/view/489
<p>Penelitian ini bertujuan mengembangkan purwarupa robot <em>gripper</em> multi-capit dengan teknologi vakum granular berbasis Internet of Things (IoT). Teknologi <em>Particle/Granule Jamming</em> telah diterapkan sebelumnya, tetapi masih memiliki keterbatasan dalam kecepatan dan luas area capit. Oleh karena itu, penelitian ini mengoptimalkan desain <em>gripper</em> agar lebih adaptif terhadap objek dengan berbagai bentuk dan ukuran serta meningkatkan efisiensi pencengkeraman. Metode penelitian mencakup perancangan dan pembuatan prototipe <em>gripper</em> berbasis vakum granular, pengembangan sistem kontrol berbasis IoT dengan mikrokontroler dan komunikasi nirkabel, serta pengujian kinerja terhadap objek dengan variasi bentuk, ukuran, dan berat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa gripper ini berhasil mencengkeram objek berbentuk bola dengan diameter 5 cm hingga 15 cm dalam 10 kali percobaan tanpa kegagalan. Prinsip <em>granular jamming</em> memungkinkan <em>gripper</em> menyesuaikan kekakuannya secara dinamis, meningkatkan fleksibilitas dan efisiensi dibandingkan <em>gripper </em>konvensional. Implementasi teknologi ini berpotensi meningkatkan produktivitas industri manufaktur otomatis dan robotika dengan mengurangi waktu serta biaya penggantian gripper saat menangani objek berbeda. Dengan desain yang lebih adaptif, sistem ini dapat menjadi solusi efektif dalam aplikasi industri yang memerlukan fleksibilitas tinggi dalam proses produksi.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong><em>Gripper</em>; Vakum Granular; Particle Jamming; Capit; Robot.</p>JoniRizqi WahyudiLeo SinambelaMichael MahalaleelOmus Julperta GuloArio Bimo Munfadhil
Copyright (c) 2025 Joni, Rizqi Wahyudi, Leo Sinambela, Michael Mahalaleel, Omus Julperta Gulo, Ario Bimo Munfadhil
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-08-032025-08-03130210.23960/jtaf.v13i02.489Analisa Kandungan Mineral Pasir Hitam di Pantai Bali Barat
https://jtaf.fmipa.unila.ac.id/index.php/jtaf/article/view/479
<p>Pasir hitam pantai Baluk Rening dan Candi Kusuma berasal dari pengikisan batuan vulkanik Gunung Merbuk, Gunung Batukaru, dan Pegunungan Seraya oleh gelombang laut Samudra Hindia. Kandungan mineral pada pasir hitam pantai ini memiliki karakteristik yang berbeda dari pasir hitam pantai lainnya. Faktor asal batuan, proses perombakan, media transportasi dan tempat pengendapan mempengaruhinya. Oleh karena itu analisa keterdapatan mineral pada pasir hitam kedua pantai ini perlu dikaji. Penelitian ini bertujuan menganalisa kandungan mineral pasir hitam di pantai Bali Barat yaitu pantai Baluk Rening dan Candi Kusuma. Kandungan mineral pasir hitam diuji dengan metode non destruktif menggunakan instrumen XRF. Sifat fisikanya ditentukan dengan prinsip rasio massa dan volume. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dinyatakan dalam persentase berat (wt%). Hasil penelitian menunjukkan pasir hitam pada kedua pantai tersebut mengandung mineral hematite, rutil, quartz, corondum, zinkit, quicklime, shcherbinaite, eskolaite, dan manganosit. Jumlah mineral hematit mencapai 80,80% dengan elemen Fe sebanyak 84,50% pada pasir hitam pantai Baluk Rening dan 80,88% pada pasir hitam pantai Candi Kusuma dengan elemen Fe sebanyak 84,61%wt. Selain itu terdapat senyawa yang bukan mineral yaitu kalium oksida, P<sub>2</sub>O<sub>5</sub>, rhenium oksida, europium oksida. Ditemukan logam berat bismut, logam transisi berat renium dan elemen tanah jarang europium. Kerapatan mineral magnetik pada pasir hitam pantai Baluk Rening dan Candi Kusuma adalah 2018.90 km/m<sup>3 </sup>dan 1827.10 kg/m<sup>3</sup>.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci: </strong>mineral magnetik, pasir hitam, x-ray flouresensi.</p>Dewi Oktofa RachmawatiGede Aris GunadiNurfa Risha
Copyright (c) 2025 Dewi Oktofa Rachmawati, Gede Aris Gunadi, Nurfa Risha
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-08-032025-08-03130210.23960/jtaf.v13i02.479Analisis Efisiensi Deteksi Partikel Alfa Dengan Partikel Gamma Pada Perangkat Geiger Muller
https://jtaf.fmipa.unila.ac.id/index.php/jtaf/article/view/470
<p>Detektor Geiger Muller (GM) adalah alat penting dalam pengukuran radiasi, tetapi<br />efisiensinya dalam mendeteksi sinar alfa dibandingkan gamma masih belum sepenuhnya dipahami,<br />terutama terkait pengaruh ukuran dan bahan detektor. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efisiensi<br />deteksi sinar alfa terhadap sinar gamma pada tiga jenis detektor GM dengan spesifikasi berbeda. Sumber<br />radiasi Np-237 digunakan untuk menghasilkan sinar gamma, sementara sinar alfa berasal dari sumber<br />Am-241. Aluminium foil digunakan sebagai penghalang untuk memisahkan radiasi alfa dan gamma.<br />Tiga detektor GM dengan radius berbeda (Detektor 1: 1 8,70 mm, Detektor 2: 14,50 mm, Detektor 3:<br />23,15 mm) diuji untuk efisiensi deteksinya. Hasil menunjukkan efisiensi deteksi sinar alfa terhadap<br />gamma bervariasi, dengan Detektor 2 mencapai efisiensi tertinggi sebesar 3,87%, sementara Detektor<br />1 dan 3 hanya 0,75% dan 0,87%. Variasi ini disebabkan oleh kerapatan bahan detektor yang<br />memengaruhi interaksi radiasi dan ukuran permukaan detektor yang memengaruhi jumlah radiasi<br />terdeteksi. Detektor 2 yang lebih kecil memiliki optimasi efisiensi karena desain dan kerapatan yang<br />mendukung. Efisiensi deteksi sinar alfa terhadap gamma pada detektor GM dipengaruhi oleh kerapatan<br />bahan dan ukuran permukaan, dengan Detektor 2 menunjukkan efisiensi tertinggi sebesar 3,87%.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Efisiensi deteksi, radiasi alfa, radiasi gamma, detektor Geiger Muller, proteksi radiasi.</p>Muhammad Sontang SihotangLilik WaldiansyahDavid A Silaban
Copyright (c) 2025 Muhammad Sontang Sihotang, Lilik Waldiansyah, David A Silaban
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-08-012025-08-01130210.23960/jtaf.v13i02.470